MAKASSAR - Dinas PMDP2KBP3A Kabupaten Barru bekerjasama dengan TP PKK Barru menggelar pelatihan tata laksana Penanganan stunting, di Hotel Ibis, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Sabtu (20/11/2021).
Pelatihan ini dibuka secara langsung oleh Ketua TP PKK Barru, drg. Hj. Hasnah Syam MARS., dan dihadiri oleh Plt. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Setia Budi Sp.A. (k), Plt. Asisiten III Administrasi Umum Kabupaten Barru Andi Syukur Makkawaru S.STP. M.Si., Ketua I TP PKK Sulsel Amalia SE., Sekretaris IV TP PKK Sulsel drg. Hj. Aishah Ahmad Ph.d., Kepala Dinas PMDP2KBP3A Kabupaten Barru Jamaluddin S.Sos. M.Si., para Kader Posyandu dan Pengurus PKK Barru.
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para Kader Posyandu sehingga mampu berperan aktif dalam mencegah dan menangani stunting.
Saat membuka pelatihan, Ketua TP. PKK Barru, drg. Hj. Hasnah Syam mengucapkan terima kasih kepada Ibu Gubernur Sulsel yang memperjuangkan dana PKK sehingga pelatihan tata laksana penanganan stunting ini dapat terselenggara pada hari ini.
"Pelatihan ini adalah salah satu upaya TP PKK membantu Pemerintah dalam menangani stunting. Dengan pelatihan ini, para Kader Penyuluh Posyandu dan Pengurus PKK Barru memperoleh pengetahuan, sehingga dapat berkontribusi positif dalam pencegahan dan penanganan stunting sedini mungkin", kata Hasnah Syam yang juga legislator senayan, dihadapan para peserta pelatihan.
Kemudian dalam kesempatan tersebut, Manta Kadis Kesehatan Kabupaten Barru ini mengharapkan koordinasi antara PKK dan IDAI Provinsi Sulsel dapat terjalin dengan baik, untuk bersama sama menekan angka stunting di Sulsel.
"Para Kader dapat berperan sebagai ujung tombak Pemerintah dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya pencegahan dan penanganan stunting", terangnya.
Isteri Bupati Barru dua periode ini menambahkan bahwa tidak kalah pentingnya adalah masalah asupan gizi yang seimbang bagi tumbuh kembang anak dengan memanfaatkan pekarangan rumah.
"Asupan gizi yang seimbang bagi tumbuh kembang anak dapat diupayakan dengan memanfaatkan pekarangn rumah yang ditanami sayur mayur dan tanaman obat", pungkasnya.
Sebelumnya, dalam sambutan tertulis Bupati Barru, Ir. H. Suardi Saleh M.Si., yang dibacakan oleh Asisten III Barru, Andi Syukur Makkawaru S.STP. M.Si., mengatakan bahwa permasalahan stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional, dan Kabupaten Barru menjadi salah satu kabupaten yang juga terus berbenah dalam rangka menurunkan kejadian stunting.
Stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang dibawah rata-rata dan bisa berakibat pada prestasi sekolah yang buruk.Menurut WHO, batasan prevalensi stunting suatu wilayah ditargetkan tidak lebih dari 20%.
Secara nasional prevalensi stunting menurun dari 37, 2 persen menjadi 30, 8%. Prevalensi di Sulawesi Selatan 9, 08persen pada data Agustus 2021, sedangkan di Kabupaten Barru pada akhir nopember ini telah berada pada angka 8, 08%. Telah jauh dibawah target who dan juga telah dibawah capaian angka nasional maupun Provinsi Sulawesi Selatan.
Sesuai dengan strategi nasional dalam penangguangan stunting telah ditetapkan lima pilar pencegahan stunting, antara lain: Pertama, komitmen dan visi kepemimpinan, Ke-dua, kampanye dan komunikasi perubahan perilaku, Ke-tiga, konvergensi, koordinasi dan konsolidasi antar sektor antar program, Ke-empat, ketahanan pangan dan giziKe-lima, pemantauan dan evaluasiDalam rangka pelaksanaan strategi tersebut.
"Maka pada hari ini kita mengadakan pelatihan pencegahan dan penanggulangan stunting untuk menciptakan generasi sehat, generasi cerdas, generasi produkif dan generasi berprestasi. Kunci pencegahan dan penanganan kasus stunting adalah di 1000 hari pertama kelahiran (1000 HPK), sehingga perhatian kepada ibu hamil dan balita dibawah dua tahun baik melalui intervensi gizi spesifik maupun melalui intervensi gizi sensitif perlu kita tingkatkan", katanya.
"Terkait hal ini, saya minta, intervensi tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan tetapi oleh seluruh sektor lain dan terutama oleh TP PKK bersama seluruh kader yang ada diwilayah kabupaten Barru, karena TP PKK saya yakin memiliki kemapuan dan kekuatan untuk merubah gaya hidup masyarakat yang dimulai dari keluarga", tandasnya.
Lebih lanjut dikatakan, Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir dua tahun ini, telah dirasakan dampaknya terutama dibidang kesehatan termasuk di bidang gizi masyarakat. Dampak tersebut sangat berpotensi meningkatkan angka stunting dan berpotensi menghambat capaian target stunting.
Hal tersebut tercermin berdasarkan survey Balitbangkes Kemenkes Tahun 2020 bahwa 43, 51% persen posyandu menghentikan kegiatannya selama pandemi, 37, 23% mengalami penurunan kegiatan dan hanya sedikit posyandu yang melaksanakannya dengan normal sebagaimana sebelum pandemi. Penurunan aktifitas juga ini terjadi di Kabupaten Barru.
"Untuk itu mari kita mengantisipasi pelayanan kesehatan di posyandu tetap berjalan normal, seluruh balita di pantau dan tetap dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat, supaya target zero stunting di Kabupaten Barru dapat kita wujudkan dalam waktu yang tidak lama lagi", jelasnya.
Bupati meminta ditingkat desa/kelurahan, bidan desa dan petugas gizi puskesmas bersama sama dengan kader dimasing-masing desa/kelurahan untuk melakukan penelusuran, penemuan bayi dan balita yang berpotensi stunting dan harus ditangani bersama.
"Kepada para TP PKK di tingkat Kabupaten dan Kecamatan agar memfasilitasi dan mengkoordinir desa/kelurahan. Pastikan kegiatan penurunan dan pencegahan stunting di tingkat desa/Kelurahan teralokasi lewat ADD/ADK, melalui 5 paket layanan pokok yaitu layanan kesehatan ibu dan anak (KIA), konseling gizi terpadu, perlindungan sosial, sanitasi dan air bersih serta layanan pendidikan anak usia dini", ujarnya.
Sementara itu, Plt. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Setia Budi Sp.A. (k) dalam sambutannya mengatakan bahwa IDAI telah membentuk tim untuk mempercepat penanganan stunting di Sulsel. Dirinya juga mengharapkan agar pemerintah daerah senantiasa berkoordinasi dengan IDAI di tiap-tiap daerah.
"Kami sangat mengapresiai dilaksanakannya pelatihan ini, karena PKK dan kader dapat berperan sebagai ujung tombak dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang stunting", ungkapnya.
(Ahkam)