BARRU - Usai dinyatakan sembuh dari covid-19, Tahare warga Batu Licin, Kalimantan Selatan dipulangkan, bahkan di antar langsung oleh Relawan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Barru ke daerah asal.
Ia dipulangkan dan diantar langsung dua orang relawan satgas Covid 19. Dengan menumpang kapal Awu-Awu di Pelabuhan Garongkong menuju Batulicin. Mereka tiba dengan selamat dan diserahkan kepihak keluarga.
Kepala Sekretariat Pengendali Penanganan Covid 19 Darwis, S.T mengatakan, Dadi Tahare, adalah warga Batu Licin tersebut yang berdomisili Abatungge, terkonfirmasi positif antigen setelah dirawat di puskesmas madello. Karena kondisinya sesak napas sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lapatarai Barru, setelah diambil swab di Rumah Sakit hasilnya swabnya positif.
Selama 4 hari dirawat, kondisinya membaik, RS memperbolehkan pulang untuk isolasi mandiri.
“Satgas menjemputnya dengan ambulance RS, karena pak dadi tidak punya rumah maka beliau kami minta isolasi di Satgas, selama isolasi kondisi pak Dadi dipantau oleh dokter Satgas, dan kondisinya stabil, ” ungkap Darwis saat dihubungi, Kamis (30/9/2021).
Selama 10 hari menjalani isolasi, namun keluarganya tidak ada yang mau menjemputnya. Satgas kemudian memperpanjang isolasi hingga 20 hari, namun lagi-lagi pihak keluarga pasien Dadi tersebut tak kunjung menjemputnya.
“Satgas inisiatif untuk menulusuri keluarga beliau di kel. Magempang dengan koordinasi Lurah, Babin dan RT setempat, namun, tetap saja tidak ada keluarganya yang mau menerimanya, ” ungkapnya.
Maka selanjutnya satgas kembali melakukan koordinasi dengan Camat, Lurah, RT, Babin, Dinsos dan tokoh masyarakat setempat Asdar, sehingga disimpulkan, Dadi Tahare dipulangkan kembali ke keluarganya di Kota Baru. Namun, anaknya tak bisa menjemput.
“Maka di ambil keputusan untuk mengantar beliau ke kota baru( batulicin - kota baru), tentunya untuk meminta pak dadi pulang sendiri tidak mungkin dengan kemampuan fisik terbatas, ternyata ada relawan satgas covid19 yang bersedia untuk mengatar sampai ke kota baru, ” ucap Darwis.
Meski begitu, biaya pemulangan menjadi kendala, Satgas kemudian berniat patungan, namun opsi lain dengan meliat peluang bantuan dari BAZNAS, benar saja, setelah pihak Satgas menghubungi, Baznas bersedia membantu setelah dilakukan diskusi dan memenuhi syarat untuk dibantu.
“Biaya pemulangan pak dadi dan 2 orang pengantarnya pulang pergi di bantu Baznas. Semoga pak dadi bisa rukun bersama dengan anaknya di kampung rantauan kota baru, dan semoga anaknya bisa merawat orang tuanya di usia senja, tidak ada bekas anak, seharusnya beliau dirawat baik, dan Semoga tim pengantar dapat pulang ke barru dengan selamat, ” pungkasnya
(Red)